Krisis Elpiji 3 Kg di Kota Bima, Warga Menjerit Pemerintah Bungkam

IST/jendelaberita.co.id
ILUSTRASI

Kota Bima – Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram kembali menghantui warga Kota Bima. Dalam beberapa pekan terakhir, warga dibuat resah karena kesulitan mendapatkan gas bersubsidi tersebut. Parahnya, harga di tingkat pengecer melonjak tajam hingga tembus Rp35 ribu per tabung.

“Gas 3 kg sekarang susah sekali. Sudah langka, harganya juga naik. Di pengecer bisa sampai Rp35.000 lebih,” keluh Hidayat, warga Kota Bima.

Situasi ini memicu dugaan adanya permainan dalam distribusi elpiji. Warga menuding distribusi tidak merata dan rentan disusupi praktik nakal oknum tertentu. Namun hingga kini, belum ada langkah konkret dari pemerintah.

Ironisnya, Pemkot Bima justru menggelar rapat tertutup bersama sejumlah OPD dan instansi terkait pada Selasa, Selasa (15/7) pagi ini, di ruang Sekda. Usai rapat yang berlangsung hampir dua jam, tak satu pun pejabat memberikan pernyataan resmi kepada wartawan.

Plt Asisten II Setda Kota Bima, H Sukarno, saat dikonfirmasi hanya menjawab singkat, “Belum bisa bicara, saya harus lapor ke Sekda dulu.”

Kepala Dinas Koperindag yang juga turut hadir dalam rapat memilih irit bicara. Begitu pula dengan perwakilan dari Bagian Ekonomi Setda, yang langsung pergi tanpa memberikan penjelasan.

Sementara Kabag Ekonomi sendiri, menurut informasi staf, tengah berada di luar daerah.

Minimnya transparansi ini menambah kekecewaan warga. Pemerintah dinilai lemah dalam mengantisipasi krisis dan tidak responsif terhadap keluhan masyarakat.

Krisis elpiji ini seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah daerah untuk memperketat pengawasan distribusi, menindak tegas oknum penimbun jika terbukti, dan memberikan informasi yang terbuka kepada publik.

“Jangan diam saja. Ini menyangkut kebutuhan dasar masyarakat kecil,” tegas Hidayat. (tim) 


Posting Komentar untuk "Krisis Elpiji 3 Kg di Kota Bima, Warga Menjerit Pemerintah Bungkam"